Pribahasa

Air beriak tanda tak dalam: orang yang terlalu banyak berbicara adalah orang yang tidak terlalu paham masalah pembicaraannya.

Tong kosong nyaring bunyinya: orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu.

Ada asap ada api: beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan. Atau, jikalau sesuatu perkara dibicara oleh ramai orang, pastinya ada kebenarannya.

Hidup enggan mati tak mau: hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.

Di mana ada kemauan, di sana ada jalan: seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti ada kemudahan jika ada kesulitan yang menghadang.

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.

Ada gula ada semut: beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan. Dapat juga berarti, beberapa hal di dunia ini selalu diikuti oleh konsekuensinya yang mustahil dihindari.

Gali lubang, tutup lubang: berarti mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.

Ada udang di balik batu: jika seseorang kelihatannya berbuat baik, belum tentu hatinya tulus. Bisa jadi ia memiliki maksud-maksud tertentu atau tersembunyi.

Hidung dicium pipi digigit:

  1. kasih sayang semu.
  2. pura-pura.

Musang berbulu ayam : artinya 1. orang jahat yang berpura-pura baik; 2. berpura-pura menolong namun niat sebenarnya menjerumuskan.

Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat: kesalahan orang lain terlihat, kesalahan diri sendiri tidak terlihat.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari:

  1. murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
  2. menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

Bagai melepaskan anjing terjepit: tak tahu berterima kasih; sudah ditolong malah kita dimusuhinya.

Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu: isi hati seseorang tidak dapat ditebak.

Geleng bukan, angguk ia: mengangguk untuk menyatakan bukan; yang dikatakan tak sama dengan yang ada dalam hati.

Air susu dibalas dengan air tuba: perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.

Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak: tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung: haruslah mengikuti/menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita.

Apa yang ditanam itulah yang tumbuh: kejahatan akan mendapat balasan kejahatan, sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.

Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa:

  1. tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
  2. bertaruh; siapa tahu bernasib baik.

Bermain air basah, bermain api terbakar

Artinya:

  1. setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya.
  2. jika baik mendapat pahala, jika buruk dihukum.

Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih: orang yang sangat jahat sebagaimanapun dinasehati tidak akan berubah kelakuannya.

Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga:

  • perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
  • sifat atau budi pekerti anak biasanya mengikuti sifat atau budi pekerti orang tuanya (biasanya mengenai hal yang kurang baik).
Dikasih hati minta jantung: orang yang melunjak – diberi sedikit tetapi meminta lebih.

Air jernih ikannya jinak: negeri yang aman makmur dan penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing/pendatang.

Badai pasti berlalu: segala penderitaan pasti ada akhirnya.

Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk: harus dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggal kita.

Bagai bumi dan langit: dua hal yang mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Contoh: Naik sepeda dengan naik mobil, kecepatannya "bagai bumi dan langit".

Ilmu padi, makin berisi, makin merunduk: makin banyak pengetahuan, makin merendahkan diri.

Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah: artinya selalu berhati-hati / waspada dalam setiap pekerjaan / kegiatan agar tidak mendapat kesusahan di belakang hari.

Berguru dulu sebelum bergurau: artinya berusaha bersusah payah dahulu barulah dapat bersenang-senang.

Jalan raya titian batu: adat istiadat yang lazim sejak dahulu.

Bergantung pada akar lapuk: artinya mengharap suatu pertolongan dari seseorang yang kemungkinan besar tidak akan mampu.

Jagung tua tak hendak masak: bagai menyekolahkan anak yang nakal dan bodoh, uang orang tua habis, anak tak pernah lulus.

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing artinya:

  1. Se-ia sekata, sehidup semati.
  2. Persahabatan yang erat.
  3. Senang dan susah dialami bersama.
  4. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama.
Cium tapak tangan, berbau atau tidak:
  1. periksa diri sendiri dahulu sebelum mengkritik orang lain.
  2. introspeksi.
Dunia tak selebar daun kelor: jangan cepat berputus-asa karena masih banyak yang lain.

Habis manis sepah dibuang:

  1. dibuang setelah tidak dipakai lagi.
  2. sesuatu disimpan pada saat diperlukan saja, dan dibuang jika tidak diperlukan lagi.
  3. selagi masih digunakan dirawat dengan baik, tetapi bila tidak dipergunakan lagi dicampakkan begitu saja.
Ikan terkilat jala tiba:
  1. orang yang arif dan bijaksana, cepat mengerti akan maksud/duduk perkara orang lain dan cepat pula memberi jawaban/jalan keluarnya dengan tepat.
  2. cepat tanggap.

Related Posts by Categories



Le Dema 174

2 Responses to "Pribahasa"

Le Dema 174 said :
9 Juni 2009 pukul 20.41
Tes-tes, 123 tes . .
10 Juni 2009 pukul 05.07
Habis Manis, sepah dibuang . . .

Gw pernah, dan ga bakal lakuin itu lg.

Tq Sob,

Posting Komentar